Pengalaman Les 3D di ESDA (2)

by - 2:13 AM

Halo... Post ini adalah lanjutan dari post saya sebelumnya. Sebelumnya saya membahas soal bagaimana si Tole (anak saya, sebut saja begitu) les 3D Animasi. 

Baca juga: Pengalaman Les 3D di ESDA (1)
Saya sempat berpikir kalau si Tole nggak akan betah les 3D Animasi. Karena di bayangan saya 3D Animasi itu ala-ala programming gitu, serius banget kelihatannya. Ini anak bakal bosan nggak ya? Atau ngeluh susah nggak ya?

Hari pertama dia kursus, saya tungguin. Takutnya ini anak tiba-tiba bosan dan minta pulang. Tapi setelah satu jam berlalu, si Tole tidak menunjukkan tanda-tanda kebosanan. Bahkan sampai saya mengintip ke ruang kelasnya dan bertanya apakah dia sudah selesai.

Sepanjang perjalanan pulang saya tanya, "Bosan nggak?" Dia jawab, "Nggak kok Ma, ada ceritanya." Saya pikir dia mau bercerita lebih lanjut pada saya, ternyata maksud dia adalah materi yang diberikan itu dalam bentuk cerita. Jadi sistem belajarnya bukan guru yang menjelaskan di depan kelas seperti sekolah, tapi dalam bentuk tutorial video tapi tutor tetap standby di kelas dan membantu apabila ada yang kurang dimengerti.

"Kamu bisa nggak?" tanya saya. "Bisa kok! Gampang!" jawabnya. Ooh.. saya sedikit lega. Setidaknya si Tole benarr-benar tertarik dan saya jadi tidak merasa percuma.

les-3d-anak-ESDA
Hasil karya si Tole
Saya sempat mengintip masuk ke dalam kelas dan melihat apa yang sedang dikerjakan oleh si Tole. Ternyata tidak serumit yang saya bayangkan. Menyusun, memperbesar, memperkecil objek, kira-kira seperti itulah yang sedang dikerjakan oleh si Tole saat saya datang mengintip (dan memotret karyanya sih). 

Awalnya saya juga agak waswas karena katanya ruangannya jadi satu antara kelas foundation dan professional yang mana pasti banyak orang dewasa. Apalagi Saya sempat baca review negatif di suatu forum parenting kalau katanya ruangan kelasnya seperti warnet. Ah tidak tuh!

Ruangan kelasnya menurut saya bersih, full AC, dan sangat tenang. Bahkan membawa makanan ke dalam ruang kelaspun tidak diperbolehkan. Poster-poster animasi terpasang di dinding kelas. Semua murid fokus dengan materi masing-masing. Tidak ada yang berisik. Sesekali murid memanggil tutor apabila ada yang tidak dimengerti dan tutornya pun langsung datang.

Saya harus mengakui bahwa tutornya sabar sekali membimbing satu pesatu murid terutama murid foundation yang masih anak-anak. Karena ya tahu sendiri lah anak-anak memang agak sulit diatur, apalagi mereka suka cari perhatian. Tapi tutornya bisa mengajak anak-anak kembali fokus sambil bercanda dan kondisi kelas tetap kondusif.

Berhubung ini si Tole baru 2 pertemuan, saya akan update lagi mengenai perkembangan si Tole belajar 3D di post-post selanjutnya!

You May Also Like

1 comments